Hey lelaki masa lalu, masih ingatkah kau saat pertama kita
bertemu? Saat kita hanya memikirkan
bagaimana cara menggambar grafik x+y=1.
Saat hal yang paling mengerikan adalah
pelajaran bahasa inggrisnya bu Mor, guru killer dengan suara menggelegarnya. Saat
kelas matematika bisa berubah jadi kelas mendongeng.
Saat itu kau sering sekali
tidur dikelas, “habis bantu ibu jaga toko semalam”, itu yang kau katakan saat
aku menayakan kenapa kau seperti itu.
Dan suatu hari saat pelajaran computer,
aku membantumu mengerjakan tugas flash. Mungkin dari situlah kau menemukan rasa
yang tak tau harus disebut apa. Karena waktu itu tak kenal lah kita tentang
rasa itu.
Setahun berlalu, berpisah kelaslah kita. Kau tak lagi duduk
dibangku belakangku. Tak pernahlah kita berbicara lagi walau hanya basa-basi.
Tapi entah sejak kapan, ada hal aneh yang aku rasa. Entah kenapa setiap
teman-temanmu lewat depan kelasku dan melihatku, tertawalah mereka terus
berlari.
Sampai akhirnya aku merasa bahwa bukan aku yang aneh, tapi karena kau
telah menceritakan rasamu itu pada teman-temanmu. Sehingga seperti itulah sikap
mereka saat melihatku.
Akupun menceritakan tentang apa yang aku fikirkan itu ke
teman-temanku. Tapi kata mereka aku terlalu berkahayal, karena sikapmu biasa-biasa
saja terhadapku.
Sejak saat itu, aku berhenti menceritakan apa yang aku rasa
terhadap teman-temanku. Cukup aku saja yang tau, tak perlu orang lain tau apa
yang aku rasa.
Setahun berlalu, luluslah kita. Dan tak pernah kusangka,
ternyata kita masuk di sekolah yang sama lagi. Aku tau itu saat MOS (Masa Orientasi Siswa). Dan yang membuatku
terkejut, ternyata kita ikut ektrakulikuler yang sama pula.
Kebetulan yang
sangat langka. Dan saat itu, saat kita menjadi panitia diklat, di sebuah camp
dekat sebuah air terjun di kota kita. Demi Allah aku tak pernah menyangka malam
itu kau berani mengutarakan rasa yang kau pendam 3 tahun lalu.
Malam itu, semua panitia yang sudah lelah tidur diluar tenda
membentuk lingkaran, dengan titik temu kepala kita masing-masing. Malam yang
sangat indah, dengan langit yang terang dipenuhi bintang-bintang.
Sering sekali
kita lihat bintang jatuh, dan masih ingatkah kau setiap ada bintang jatuh kita
semua selalu berteriak kegirangan. Dan
entah siapa yang memulai, satu persatu kita menceritakan siapa orang yang kita
sukai.
Dan masih ingatkah kau siapa laki-laki yang aku sukai saat itu. Jujur
itu hanyalah karanganku saja, karena waktu itu aku benar-benar tidak tau apa
arti rasa menyukai seseorang. Aku menceritakannya hanya agar aku juga punya
cerita, buka karena aku benar suka.
Dan kemudian tibalah saatmu bercerita, aku
sudah tau sejak awal siapa yang kau ceritakan itu, tapi aku pura-pura tidak tau
dan berharap apa yang aku pikirkan itu salah.
Tapi kemudian kau tiba-tiba
bernyanyi dan dengan senter yang kau pegang kau memukul tanganku dan berkata
“bagaimana kalo itu kamu”.
Dan yah,
dugaanku benar, aku hanya diam tak mampu menjawab.
Tiga hari kemudian kau menanyakannya kembali, dan aku
menjawab dengan iya.
Andai kau tau saat itu, jujur aku benar-benar tidak tau
tentang rasa itu dan aku berharap dengan aku menjalaninya denganmu, aku akan
tau tentang rasa itu.
Dan memang benar apa yang kau katakana aku coba-coba saat
itu. Dan karena itu, aku mengecewakanmu, menyakitimu dan melukaimu.
Maaf karena
aku benar-benar tidak tau dengan rasa itu, sekali lagi maafkan aku. Cukup dalam
waktu 3 bulan masa coba-cobaku. Aku merasa lebih baik kita seperti dulu
berteman.
Setahun setelahnya, akhirnya kau menemukan seseorang yang
mampu mengerti dengan rasamu itu. Saat pertama mengetahuinya, hatiku seperti
dihantam batu yang sangat besar.
Bukan karena aku menginginkan dirimu, tapi
karena aku merasa rasamu padaku hilang sekejap mata. Dan jujur aku masih belum
tau juga tentang rasa itu.
Setelah kita sama-sama lulus dan melanjutkan ke universitas
yang berbeda. Pertemanan kita masih terjalin walau tak pernah ketemu.
Komunikasi lewat YM ( Yahoo Massanger) atau chat d facebook.
Dan kemudian aku
mulai mengetahui tentang rasa itu. Aku menemukan seseorang yang membuatku tau
tentang rasa itu. Kaupun setia mendengar ceritaku tetang dia, dia yang
membuatku mengetahui rasa yang dulu pernah kau rasa.
Sampai ada saat dimana aku
ditinggalkan oleh dia yang telah membuatku tau tentang rasa itu. Betapa
sakitnya hatiku saat itu. Kau menjadi tempat aku mengaduh, mengaduh tetang luka
di hatiku. Dan entah mengapa kau selalu ada saat hatiku sedang sakit. Selalu
setia mendengarkan semua ceritaku.
Hey lelaki masa lalu, tetaplah kau menjadi lelaki masa
laluku. Aku mohon, janganlah kau memintaku untuk menjadikanmu lelaki masa
kiniku. Karena aku tak mau menyakitimu, karena kini aku tau bagaimana sakitnya
kamu waktu dulu.
Tidak ada komentar
Posting Komentar