Surat dari sahabat
Wahai wanita muslimah pahamilah ini…
~sebuah ringaksan dari Salim A Fillah~
Pertama
Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah
bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung
pada laki-laki yang mendampinginya.
Tahu darimana? Allah meletakkan nama dua
wanita dalam al-Quran, Maryam dan Asiyah. Kita tau, Maryam adalah wanita suci
yang tidak memiliki suami, dan Asiyah adalah istri dari manusia yang sangat
durhaka, Firaun.
Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? No! itulah
mengapa, bagi zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh
didunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan disisi Allah.
Kedua
Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: akhirat,
surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.
Ketiga
Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian
menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda
rasa. Dan tentu juga, beda keberkahannya.
Keempat
Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal Allah
meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita
adalah ikhtiar. Soal Allah mempertemukannya dimana, itu terserah Allah.
Kelima
Cara Allah memberi jodoh itu tergantung cara kita
menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik.
Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput
jodoh.
Keenam
Dalam urusan jodoh, ta’aruf adalah proses seumur hidup.
Rumus terpenting: jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat
mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.
Ketujuh
Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik
adalah melihat interaksinya dengan empat pihak, yakni Allah, ibunya, teman
sebayanya, dan anak-anak.
Kedelapan
Seperti apa bentuk ikhtiar wanita?
1.
Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang
punya kewajiban menikahkan.
2.
Meminta bantuan perantara, missal guru, teman
dll. Tapi pastikan perantara itu tidak memiliki kepentingan tertentu yang
menyebabkan tidak objectif.
3.
Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak
dilarang oleh syariat bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui
surat dengan tulisan tangan. Konsekuensi satu : ditolak. Tapi itu lebih baik
daripada digantung.
Kesembilan
Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita, menyatakan
rasa suka, tapi meminta ditunggu dua atau tiga tahun lagi? perlukah menunggu?
Sabar itu memang tidak ada batasnya.
Tapi ada banyak pilihan sabar. Silahkan
pilih. Mau sabar menunggu atau sabar dalam merelakan. Satu hal yang pasti,
tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun tidak ada jaminan
kita bisa menuntut dia jika dia melanggar janjinya, kecuali dia mau menuliskan
janjinya dengan tinta hitam diatas kertas putih bermaterai.
Kesepuluh
Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran ideal
seorang pangeran, tapi shalih datang melamar? Bolehkan ditolak? “Tanyakan pada
hatimu: mana diantara semua factor itu yang paling mungkin membawamu dan
keluargamu ke surga.”
Tidak ada komentar
Posting Komentar