Bagi saya Gunung Lawu merupakan gunung yang paling unik yang pernah saya daki. Gimana nggak unik, disana saya ketemu dengan banyak orang dengan usia yang beragam.
Dari yang sama-sama tujuannya ke puncak sampai yang tujuannya hanya jalan santai sampai pos 1 saja. Bahkan waktu perjalanan ke pos 2 saya bertemu ibu-ibu yang gendong anaknya yang masih balita pake jarik tanpa perlengkapan apapun.
Bagi warga disana itu adalah hal yang biasa. Karena memang tujuannya lain dari kita (menikmati alam). Tujuan mereka kesana adalah untuk berdoa. Karena memang gunung lawu di anggap tempat yang sakral bagi warga disana.
Saya juga taunya pas disana. Banyak cerita tentang sisi misterius gunung ini. Dimulai pada masa akhir kejayaan kerajaan Majapahit yang di pimpin oleh Prabu Brawijaya V.
Makanya waktu saya istirahat di warung ketika akan kesana, bapak-bapaknya bilang "oo tekan Malang, nggak papa anak putune Brawijaya, inshaAllah selamet, sing penting eling tujuane lek pingin nang puncak wes yo sing dituju iku ae ojo sing nyeleneh". Karena memang Gunung Lawu berkaitan erat dengan Prabu Brawijaya.
Beliau mengasingkan diri bersama 2 abdi kepercayaannya ke Gunung Lawu ini. Saat hampir sampai di puncak beliau menyuruh 2 abdinya untuk tidak mengikutinya lagi. Nah di puncak Hargo dalem ini Raja Brawijaya V muspro (menghilang).
Dan 2 abdinya ini yang menurut cerita rakyat menjaga gunung Lawu sampai sekarang ini. Salah satunya diberi gelar Kyai Jalak. Dan ketika kalian akan ke puncak di sekitaran pos 3 sampai pos 4 akan sering melihat burung jalak. Bahkan kemarin waktu saya kesana burungnya ikut sampai ke puncak. Dan waktu turun juga ikut sampai di pos 3.
Sumber Penguripan |
Didekatnya ada warungnya juga yang jual minuman dan gorengan. Waktu saya di sana saya sempat bertemu dengan beberapa orang yang melakukan ritual. Jadi mereka menaruh bunga dan dupa di dekat sumber.
Beberapa orang juga menaruh foto anggota keluarganya di sela-sela tiang bangunan. Jadi nggak usah kaget kalo disana sering bau dupa. Airnya sendiri bersih dan dingin banget. Seger kayak air es.
Sumber Air ke dua |
Sumber ketiga berada di jalur menuju puncak hargo dalem setelah pos 5. Namanya sendang drajat. Lebih besar dari sendang penguripan. Di sebelahnya terdapat bangunan yang sepertinya dibuat ritual.
Karena menurut cerita sendang drajat ini merupakan tempat minumnya Prabu Brawijaya. Sebelah kanan dan kiri nya juga terdapat cerukan untuk orang meditasi. Tapi waktu saya kesana tidak ada yang melakukan meditasi.
Kata mbok yang punya warung didekat situ paling banyak orang datang itu waktu bulan suro. Biasanya ada acara berdoa bersama waktu 1 suro.
Sendang drajat |
Jadi cuma sampai puncak hargo dumilah. Disana juga terdapat warung yang fenomenal yaitu warung pecelnya mbok yem. Katanya belum ke Gunung Lawu kalo belum makan pecelnya mbok yem. Harganya pun nggak mahal cuma 10ribu.
Itu sekilas tentang kisah Gunung Lawu yang misterius. Lebih misterius lagi kalo lewat candi cetho yang katanya ada Pasar Setannya. But who knows.
Semua gunung pasti punya sisi mistisnya. Yang penting kita berkelakuan baik dan berniatan baik. InshaAllah akan mendapat kebaikan, keselamatan. Karena sich menurut saya mereka yang ghaib-ghaib itu nggak akan mengganggu kita selama kita nggak mengganggu mereka.
Tidak ada komentar
Posting Komentar