Judul : Amor Fati, Cintai Takdirmu
Penulis : Rando Kim
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Pengalih Bahasa : Astiningsih
ISBN : 978-602-394-653-2
Penulis : Rando Kim
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Pengalih Bahasa : Astiningsih
ISBN : 978-602-394-653-2
Untuk "J" yang kembali setelah menjadi dewasa.
Rando Kim mempersembahkan bukunya ini untuk anaknya J yang telah lulus kuliah, bekerja dan mulai "bergerak menjadi dewasa".
Wahai engkau yang beranjak dewasa,
Selamat datang di kehidupan yang sebenarnya.
Semoga berhasil
Wahai engkau yang beranjak dewasa,
Selamat datang di kehidupan yang sebenarnya.
Semoga berhasil
Dari kata-kata itu, Amor Fati dimulai.
Bagian isi buku tediri dari empat bab dengan beberapa sub-bab di dalamnya. Tapi kalo boleh saya ringkas buku ini membahas proses pendewasaan dalam tiga hal. Yang pertama pekerjaan, lalu pernikahan, dan terakhir penerimaan diri. Beberapa sub bab di akhiri dengan foto dan kata mutiara yang di ambil dari isi sub bab tersebut.
Sebagai buku self improvement yang laku keras di Korea menunjukkan bahwa buku ini memang pas banget dengan kondisi lingkungan dan pergaulan disana. Tapi ada beberapa yang universal sehingga pembaca di luar Korea pun bisa mengambil pelajaran dari apa yang di sampaikan Mr Rando Kim ini.
" Korea Selatan, negara yang sangat bersinar itu, yang semuanya terlihat indah dan menawan ternyata cara pergaulannya kayak ginj?", itu yang ada dalam pikiran saya. "Kayak gini" itu yang seperti apa? Karena emang berbeda banget sama di Indonesia. Netijennya disana kelihatannya lebih kejam deh. Mungkin itulah yang menyebabkan angka kematian karena kasus suicide di sana tinggi.
Adanya topeng dalam kehidupan, sehingga terjadi kesenjangan dalam keluarga. Bersikap terhadap orang lain ramah tapi terhadap keluarga sendiri seenaknya. Sampai di tulis seperti ini
"Sebagai pegawai, Kim Ah Yeong memang ramah, tetapi sebagai anak perempuan..."
"Sebagai pemilik toko bunga, Lee Hyo Jin memang ramah, tapi sebagai ibu..."
"Sebagai teman, Kim Bum Jin memang ceria, tetapi sebagai putra..."
"Sebagai manajer, Kim Ki Jun memang bijaksana, tetapi sebagai suami..."
"Sebagai pemilik toko bunga, Lee Hyo Jin memang ramah, tapi sebagai ibu..."
"Sebagai teman, Kim Bum Jin memang ceria, tetapi sebagai putra..."
"Sebagai manajer, Kim Ki Jun memang bijaksana, tetapi sebagai suami..."
Mereka berusaha menjadi yang terbaik buat orang lain tapi tidak untuk keluarganya.
Hanya karena merasa paling dekat, bukan berarti kita bisa bertingkah sesuka hati. Semakin kita yakin bahwa kita dekat dan semakin lama kita menghabiskan waktu bersama, semakin kita harus memperhatikan perasaan orang tersebut.
Halaman 245.
Halaman 245.
Tentang pandangan orang lain
Aku tidak bisa melihat, hanya orang lain yang bisa melihat. Dalamku tidak terlihat, hanya luarku yang terlihat. Demi menghindaei tatapan orang lain kepadaku yang tak bermata. Aku sering kali bersembunyi di dalam diriku.
Yoo Ahn Jin, I Am My Own Prison
Yoo Ahn Jin, I Am My Own Prison
Disebutkan bahwa angka kebahagiaan orang korea lebih rendah dari pada tingkat pendapatannya. Hal ini disebabkan kecenderungan orang korea untuk menjadikan pandangan orang lain sebagai indeks kebahagiaan. Seperti kita tau tren operasi plastik para artis, "roti sobek" ala-ala boy band dan make up tutorial yang catchy banget. Membuat mereka yang tidak mengikuti arus tren merasa minder karena dianggap nggak gaul. Padahal itu hanya perasaan mereka saja begitu kata Rando Kim.
Dan yang terakhir, orang korea itu susah untuk bilang " Saranghaeyo" , "gomawo", "mianhae"."Aku mencintaimu", "terima kasih", " maaf". Padahal kata-kata itu sering banget ya kita dengar di Kdrama atau korean movie. Padahal kenyataannya orang korea susah banget untuk bilang maaf, terima kasih dan aku mencintaimu.
Jadi gaes, hidup itu nggak sama kayak di korean drama.
Tidak ada komentar
Posting Komentar