Mic Rusak
Nggak kerasa sudah memasuki pertengahan bulan Ramadhan. Nah kali ini saya mau cerita tentang shalat terawih beberapa hari yang lalu *lupa harinya. Waktu itu hujan deras menghuyur Kota Malang tepat saat adzan maghrib berkumandang. Memang dari siang udah mendung sich *padahal harusnya sekarang musim kemarau. Karena hujan tak kunjung reda hingga adzan isya dikumandangkan, membuat jamaah shalat isya hanya tiga baris saja. Sepi.
Saya yang biasanya nggak kebagian tempat di lantai dasar ini, jadi dapat tempat yang paling depan. Setelah qomat dimulailah shalat isya'. Semua berjalan normal seperti biasa, sampai saat Imam membaca surat pendek tiba-tiba suaranya menghilang di telan angin. Mic yang dipakai imam rusak. Saya menajamkan pendengaran saya, tetap saja tak terdengar. Sayapun hanya bisa meraba-raba, kira-kira udah ruku' belum dan melirik kanan kiri bila saja mereka mendengar seruan takbir untuk berganti posisi.
The hardest thing adalah saat sujud, karena mana bisa lirik-lirik, jadi kudu bener-bener ngandalin feeling. Dan benar saja saya terlambat ngikutin gerakan imam. Wahai kupingku kamu kok ga bisa diajak kompromi ya. Untungnya pas rakaat ke dua jamaah pria nyadar suara pak imam nggak sampe ke shaf cewek jadilah mereka kompak mengeraskan suara setiap berganti posisi. Dan anak-anak kecil yang biasa dengan suara "aamiin" yang panjang dan keras jadi sangat membantu.
Lalu saya berfikir, kita sekarang kan enak banget sudah ada mic sehingga suara bisa nyampai sampai jarak yang lumayan jauh. Imam pun nggak perlu melantangkan suaranya agar para jamaah bisa mendengarkannya. Nah kalo jaman dahulu kayak gimana ya? Apalagi saat Rasulullah masih ada.
Kebayang nggak sich seberapa lantang suara Rasulullah saat mengimami shalat di Masjidil haram yang seluas itu dengan jamaah yang udah deh gak usah diitung berapa banyaknya karena sangking banyaknya. Terus kebayang gak sich gimana para jamaah berlomba-lomba datang cepat ke masjid, berebut agar dapat di barisan paling depan agar dapat mendengar dengan jelas lantunan suara Rasulullah membacakan ayat-ayat Allah.
Dan saya ngaca ke diri saya sendiri. Rumah udah tetanggaan sama masjid, tapi saat di panggil untuk shalat masih aja datangnya telat, untung-untung masih bisa ikut rakaat pertama seringnya malah datang pas rakaat terkhir. Gitu mintanya doanya cepet dikabulin, dipanggil untuk menghadap saja lelet.
#selfnote #diaryramadhan #serbaserbiramadhan
Tidak ada komentar
Posting Komentar