Belum ada sebulan di Jakarta saya udah di ajakin liburang ke Pulau Tidung (salah satu pulau di kawasan Kepulauan Seribu) sama sobat saya yang satu ini. Namanya Zidni paling pinter buat ngomporin orang biar ikut. "Ayolah ikut, mumpung murah, destinasinya banyak, tempatnya kece abis, tenang ada ceweknya juga kok" telponnya kala itu. Setelah itung-itung lembaran di dompet dan cek saldo atm yang makin hari makin menipis saja, saya akhirnya memutuskan ikut dengan resiko beberapa hari setelahnya makan mie instan sampai saldo atm nambah lagi *hiks derita anak rantau.
Titik kumpul di pelabuhan muara angke Jumat subuh. Saya di jemput Zidni di depan gang kosan sekitaran pukul 03.00 WIB. Karena baru tinggal di Jakarta saya pikir jam segitu jalanan masih sepi. Saat sampai depan gang jantung saya langsung berdegup dengan kencang. Terlihat banyak geng motor berkumpul di beberapa titik jalan. Tanpa babibu saya langsung lari ke mobil hitam milik Masnya Zidni. "Kok kamu nggak cerita kalo disini tempat nongkrong geng motor" tanya zidni saat saya masuk mobil. "Aku mana tau, ini juga pertama kalinya aku keluar jam segini" balas saya. Kami pun berangkat dengan segera.
Karena semua belum pernah ke muara angke, kamipun mengandalkan gps hp untuk mencari jalan kesana. Beberapa kali tersasar di jalan sempit, tapi alhamdulillah kami bisa sampai di muara angke tepat waktu. Kami sampai sekitaran pukul 05.00 WIB. Bau amis ikan tercium dimana-mana. Pelabuhan ini memang berdekatan dengan pasar ikan yang besar. Kondisi pasar yang becek, kotor dan berbau membuat kami malas berlama-lama di sana. Untungnya tak lama setelah kami sampai teman-teman Zidni datang.
"Titip Zidni sama Lely ya", ucap Masnya Zidni ke teman-teman yang akan pergi ke Pulau Tidung. Padahal saya baru pertama kali ketemu dan kenal tapi masnya baik banget uda nganggep saya kayak adiknya sendiri. Bodohnya sekarang saya lupa namanya. "Hati-hati di sana ya Zid, Lel", ucapnya sebelum berbalik pulang dari Muara Angke pebuhan tempat kami akan menyebrang ke kepulauan seribu
Perjalanan dari Muara Angke ke Pulau Tidung diperkirakan memakan waktu 3jam. Kapal kami datang sekitaran pukul 06.00 WIB. Banyak sekali antrian masuknya, mungkin karena long weekend jadi banyak yang ambil paketan tour kesana. Sekitaran pukul 07.00WIB kapal kami berangkat. Kami duduk lesehan di bagian tengah kapal. Oiya kami semua bersembilan, tiga cewek dan tujuh cowok. Mereka anak-anak yang seru banget, meski saya baru kenal tapi bisa langsung akrab atau sayanya yang SKSD ya haha. Ah saya lagi-lagi lupa nama mereka.
Belum ada setengah jalan tiba-tiba kapal berhenti. Beberapa awak kapal terlihat sibuk berlarian ke arah mesin sambil teriak-teriak. Mesin kapal mogok rupanya. Tak lama setelah diperbaiki kapal kembali jalan. Di tengah-tengah jalan kapal kembali mogok. Para awak kapal kembali sibuk memperbaiki. Kali ini berlangsung cukup lama dan beberapa kali terdengar kata "nggak bisa nih". Kamipun jadi penasaran, apanya yang rusak sich? Butuh berapa lama lagi sampai kelar?
Dan rasa penasaran kamipun terjawab. Kabar buruknya kapal tidak bisa jalan lagi. Kabar baiknya kami harus menunggu untuk dijemput kapal dari pulau terdekat. Kami terombang ambing di atas kapal tanpa tau kejelasan kapan akan sampai daratan. Hari semakin siang dan matahari semakin terik. Satu jam lebih kami di tengah lautan tanpa kepastian. Sampai akhirnya kapal jemputan datang. Kami semua pindah kapal dan terpaksa transit dulu ke pulau terdekat untuk menunggu kapal baru yang akan melabuh ke Pulau Tidung.
Setelah menunggu sejaman kapalpun datang. Akhirnya sampai juga di Pulau Tidung. Karena kami nyampenya kesiangan akhirnya jadwal snorkeling pertama di hapuskan. Setelah mandi dan makan siang kami langsung sepedaan keliling di pulau bagian dari kepulauan seribu ini. Pulaunya bagus, pantainya bagus dan paling nyenengin bisa main air dan ayunan.
Keesokan hari pagi-pagi bener kami uda ready buat snorkeling, nggak mandi dong, kan mau nyemplung air. Ini merupakan pengalaman pertama saya snorkeling. Takut? Nggak, malah langsung nyebur dan akhirnya kelagepan kemasukan air asin. Sumpah ya minum air laut itu nggak enak, tenggorokam langsung rasanya sakit. Selain itu saya juga belum pernah renang pakai pelampung. Jadi berasa aneh, geraknya nggak bebas. Saya coba berenang tapi rasanya stuck situ aja.
Ini juga pengalaman pertama saya foto under water. Ternyata gaes masuk ke air itu susah, badannya nyembul mulu walau uda ga pakai pelampung. Biar dapet pic bagus, sama mas guide badan saya di dorong sampe kedalam. Sampe di fotonya kelihatan tangannya masnya haha.
Jadwal selanjutnya kami akan bersenang senang di Pulau Tidung yang satunya lagi yang masih berada di wilayah kepulauan seribu. Disini kami bisa main banana boat dan ke jembatan cinta. Di jembatan cinta ini ada spot buat memacu adrenalin. Kalian bisa loncat dari jembatan ke laut. Serem ya, saya mah ogah kalo disuruh loncat-loncat gitu. Sorenya kami balik lagi ke penginapan dan persiapan buat barbeque malam nanti.
Acara barbequenya seru juga, banyak makanan enak. Apalagi seafood yang merupakan makanan favorit saya. Anak-anak pada pesen shisha juga. Okai well dalam kelompok itu cuma saya nggak pernah make itu. Dan akhirnya saya di paksa nyobain. Sekali isep udah batuk-batuk gak karuan *gak bakat emank jadi anak gaul haha. Dan esok paginya kami semua kembali ke kehidupan nyata di Jekardah.
Traveling kali ini menyisakan banyak kenangan. Dari mulai bertemu genk motor depan gang, mencium bau amis yang menyengatnya pasar ikan muara Angke sampai terombang-ambing di tengah lautan tanpa kejelasan. Bertemu teman-teman baru dengan lingkungan baru bikin saya belajar bahwa hidup di kota besar seperti Jakarta harus pandai-pandai menjaga diri. Biar gak terseret arus pergaulan bebasnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar