Tahun 2019.
Jakarta menjadi kota nomor satu dengan polusi udara paling
tinggi di Asia Tenggara, disusul kemudian dengan Hanoi dan kota-kota besar lainnya.
Kota tingkat polusi tinggi ditandai dengan titik merah yang meresahkan. Hampir
setiap hari lini masa media social dipenuhi dengan berita tentang buruknya
udara yang kita hirup. Di Jakarta sendiri kualitas udaranya pernah mencapai
angka 160 yang masuk dalam kategori tidak sehat bagi semua orang.
“Aku selalu pakai masker saat di luar ruangan”, kata salah
seorang teman yang tinggal di Jakarta. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi
udara kotor yang terhirup. Foto langit dengan selaput putih yang nampak seperti
kabut menjadi pemandangan biasa di siang hari yang terik di Ibukota.
Menunjukkan betapa tercemarkanya udara di sana. Orang-orang sibuk membagikan
cara-cara hidup sehat di kota dengan tingkat polusi yang tinggi. Sebagian orang
sibuk membuat opini tentang cara
mengatasi masalah ini.
Masuk di tahun 2020.
Tersiar kabar sebuah virus yang mematikan dan cepat menular
yang berasal dari China, Covid19. Sebuah wabah yang kembali membuat resah
penduduk bumi. Cara penularannya yang mudah dan cepat membuat penyebarannya
semakin cepat. Maret 2020, pertama kalinya ditemukan orang yang terinfeksi
virus ini. Setelahnya semakin banyak orang yang terinfeksi hingga kini.
Untuk menekan penyebaran virus ini, pemerintah memberlakukan
kebijakan untuk tidak memperbolehkan kegiatan di luar rumah. Semakin jarang
interaksi antar individu kemungkinan tertular semakin kecil. Para pekerja
melakukan work from home, pembelajaran
di sekolah dilakukan dengan metode daring dan beberapa toko menghentikan
aktifitasnya kecuali toko bahan pokok dan obat-obatan.
Orang-orang melakukan karantina mandiri, mobilitas
berkurang. Jalanan yang biasanya penuh dengan kendaraan, kini kosong melompong.
Tak ada lagi suara klakson yang berbunyi di antrian lampu merah, tak ada lagi
asap kendaraan bermotor yang membumbung keluar dari knalpot.
Langit Jakarta yang tahun lalu di kotori dengan asap putih,
kini nampak biru cerah dengan awan putih yang berarak. Kota yang menyandang
predikat kota polusi tertinggi di Asia Tenggara kini kualitas udaranya semakin
membaik. Titik merah yang dulu mengkhawatirkan kini berubah menjadi hijau.
Semesta punya caranya sendiri untuk sembuh. Munculnya virus
covid19 menyadarkan kita, bahwa bumi juga butuh istirahat. Bumi juga bisa lelah
seperti kita. Tahun 2020 memberi kita banyak waktu untuk menikmati sunyi. Sehingga
kita bisa lebih mengenali diri sendiri.
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit, kecuali Dia juga
menurunkan penarwarnya” (HR Bukhari).
Tidak ada komentar
Posting Komentar