Jika diberi kesempatan untuk keliling Indonesia, tempat yang terlintas pertama kali dalam benak saya adalah Toraja Utara. Tempat dimana Suku Toraja tinggal dengan budaya yang masih melekat tak tergerus zaman. Selain tradisi-tradisi nenek moyang yang masih dilestarikan, Toraja Utara juga memiliki banyak wisata alam yang indah. Hal inilah yang membuat saya kepincut dan ingin segera tandang ke sana.
Jika saya punya kesempatan untuk menginjakkan kaki di Toraja
Utara, saya akan memulainya dari Kota Rantepao. Karena merupakan Ibukota dari
Kabupaten Toraja Utara, pasti akan lebih
mudah untuk mencari penginapan dan transportasi di sana. Selain itu akses
menuju tempat wisata juga lebih mudah dijangkau dari Kota Rantepao.Untuk bisa
sampai Rantepao, katanya butuh waktu 8 hingga 11 jam dari Makasar bila
menggunakan jalur darat.
Jika saya diberi waktu 2 hari menghabiskan waktu di Toraja
Utara, ini tempat-tempat yang bakal saya kunjungi.
Hari Pertama
1. Desa Kete Kesu
Source : trevelspromo.com |
Ingin mengenal lebih dekat budaya Suku Toraja, di hari pertama saya akan berkelana mengunjungi sebuah desa adat yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka yaitu Desa Kete Kesu.
Salah satu alasan saya ingin berkunjung ke Desa Kete Kesu
adalah ingin melihat sendiri rumah adat Suku Toraja. Rumah dengan atap berbentuk
seperti perahu yang disebut tongkonan. Di sini terdapat 6 rumah adat Tongkonan
dan 12 lumbung padi kecil. Rumah adat Tongkonan ini diperkirakan berusia sekitar 300 tahun.
Ada satu tempat lagi di Desa Kete Kesu yang bikin saya
penasaran, yaitu kuburan batunya. Sedikit menyeramkan memang, karena ini
merupakan kuburan tertua di Toraja Utara, diperkirakan usia kuburan sekitar 700
tahun. Namun karena itulah saya jadi penasaran pingin melihatnya langsung
Terdapat acara adat yang diadakan di Desa Kete Kesu pada
waktu-waktu tertentu. Salah satu upacara adat yang paling saya tunggu adalah
upacara Rambo Solo. Rambu Solo merupakan upacara pemakaman yang diadakan secara
besar-besaran. Biasanya berlangsung selama 7 hari. Upacara ini dilaksanakan sebagai bentuk
penghormatan terakhir kepada para jenazah yang akan dikubur.
2. Gua Londa
Source : Indonesia.go.id |
Tujuan kedua saya adalah Gua Londa yang terletak di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalanggi, berjarak 7km dari Rantepao. Gua Londa merupakan tempat pemakaman yang berada di dalam gua.
Goa Londa merupakan gua yang dibentuk oleh alam,yang digunakan sebagai tempat menyimpan jenazah khusus bagi leluhur Toraja dan keturunannya. Untuk masuk ke gua ini harus menggunakan petromaks dan didampingi pemandu.
Sama seperti kuburan batu di Desa Kete Kesu, peti mati yang ada tidak
dikuburkan, tapi ditinggalkan begitu saja.
3. Kuburan Batu Lemo
Source : airport.id |
Satu lagu kuburan unik yang ingin saya kunjungi, yaitu Kuburan Batu Lemo. Kuburan Batu Lemo merupakan komplek pemakaman unik dengan peti jenazah yang diletakan di dinding tebing batu kapur .
Menurut kepercayaan Masyarakat Toraja, semakin tinggi letak
makam maka semakin dekat dengan Tuhan. Cara penguburannya adalah dengan
melubangi dinding batu dan meletakkan peti jenazah ke dalamnya. Biasanya, satu
lubang untuk satu keluarga dan ditutup kayu.
Selain itu mereka juga membuat patung dari orang yang telah
meninggal. Patung yang disebut Tau-tau ini tersusun rapi di depan liang.
4. Museum Ne’gandeng
Source : celebes.co |
Museum yang berada di Tagari, Kecamatan Balusu ini memperbolehkan pengunjungnya untuk menaiki setiap rumah adat tongkonan. Saya yang penasaran dengan isi rumah Suku Toraja tentu saja tak akan melewatkan kesempatan ini.
Tak hanya ingin tau bagian dalam rumah adat tongkonan, saya
juga ingin tau sejarah dan budaya masayarakat Toraja. Museum Ne’gandeng ini
menyimpan banyak sekali barang-barang peninggalan sejarah yang pastinya banyak
cerita di baliknya.
Hari kedua
1. Danau Limbong
Source : theworldtravelguy.com |
Selain kaya akan budayanya, Tana Toraja juga memiliki pesona alam yang indah sekali. Salah wisata alam yang paling dekat dengan Rantepao adalah Danau Limbong yang berada di Mentirotiku, sekitar 2 km dari Rantepao.
Danau ini menyajikan pemandangan danau dengan air berwarna
hijau yang menyegarkan mata. Danau hijau nan eksotis ini dikelilingi oleh
tebing karst yang membuatnya menjadi tambah mempesona.
2. Bori Kalimbuang
Source : republika.co.id |
Ingin melihat Stonehege? Tak perlu jauh-jauh ke Inggris, di
Toraja Utara juga ada. Hamparan batu-batu besar yang menjulang tinggi ini
berada di Bori Kalimbuang. Batu-batu besar ini disebut menhir.
Ada sekitar 102 batu menhir yang terpasang dan berdiri
dengan tegak di kawasan rante. Rante adalah kawasan tempat upaca pemakaman
Rambu Solo dilakukan bagi penduduk tingkat tertinggi di Toraja.
Di sekeliling menhir terdapat terdapat bangunan bamboo beratap
seperti perahu, seperti tongkonan. Bangunan itu merupakan tempat bersemayamnya
peti jenazah saat melakukan upacara Rambu Solo.
Bori Kalimbuang juga digunakan sebagai tempat pemakaman bagi
penduduk Toraja yang meninggal. Disini jenazah bukannya dimasukkan ke dalam
peti mati, namun penduduk Toraja menggunakan batu sebagi tempat menyimpan
mayat.
Selain itu di Bori Kalimbuang juga terdapat kuburan bayi. Berbeda
dengan orang dewasa yang mayatnya disimpan dalam batu, jenazah anak bayi
disimpan di dalam pohon taraa. Pemakamannya dikenal debagai passilirian.
3. Desa Pallawa
Source : arsy.co.id |
Yang menarik dari Desa adat palawa selain tongkonan adalah sejarahnya. Jaman dulu, penduduk desa ini memiliki tradisi kanibal. Jika terjadi perang anar kampong dan terdapat korban yang meninggal, maka darahnya akan diminum dan dagingnya akan dimakan. Tradisi ini disebut dengan Pallawa.
Seiring berjalannya waktu tetua adat suku Toraja
menghilangkan tradisi makan daging manusia dan menggantinya dengan makan ayam
dan disebut Pallawa Manuk.
Keturunan Datu Muane, pendiri desa Pallawa secara berturut-turut
membangun tongkonan. Dan kini terdapat 11 tongkonan dengan 15 lumbung padi yang
disebut allang di sana.
Menyebarkan Pesona Alam dan Budaya Toraja Utara
Dua hari berada di Toraja Utara tentunya waktu yang terlalu singkat. Namun setidaknya selama dua hari saya bisa melihat sendiri budaya masyarakat Toraja yang unik dan sarat makna, juga menikmati keindahan alam yang tiada duanya.
Andai saya diberikan kesempatan untuk berkunjung ke Toraja
Utara, akan saya sampaikan kepada dunia lewat tulisan tentang apa saja yang
saya temui di sana, bagaimana kehidupan Suku Toraja, adat istiadat mereka yang
sampai sekarang masih berlaku.
Sebuah tempat yang indah harusnya tak disimpan untuk diri
sendiri, tapi dibagikan ke orang lain. Agar mereka juga bisa menikmati
keindahannya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar