Untuk mengurangi produksi sampah, hal
yang biasa aku lakukan adalah dengan memperbaiki barang yang rusak atau merubahnya
menjadi sesuatu yang baru agar tetap bisa digunakan. Begitupun yang aku
inginkan untuk baju-baju lama aku yang telah pudar warnanya.
Kadang suka bingung nih baju atau kaos lama yang sudah pudar warnanya mau diapain. Mau dijadikan lap dan keset kok sayang banget karena kainnya masih bagus, hanya warnanya saja yang udah nggak secemerlang dulu.
Hingga akhirnya bertemulah aku
dengan Hamparan Rintik, kelas belajar tentang teknik-teknik mewarnai kain. Hari
selasa, tanggal 7 Juni 2022 kemarin, aku ikut kelas Shibori yang diadakan oleh Hamparan Rintik di Tom’s
Pavilion Caffe bersama dengan teman-teman Blogger Kodew Malang.
Baca Juga : Service Sepatu Malang, Ubah Sepatu Lama Jadi Sepatu Baru
Mengenal Teknik Shibori
Bagi orang-orang yang bergelut di
dunia fashion pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah shibori. Namun bagi
orang awam seperti aku, shibori merupakan kata yang masih asing di telinga.
Shibori merupakan teknik mewarnai
kain yang berasal dari Jepang. Shibori dipercaya sebagai teknik pewarnaan kain
tertua di Jepang, diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18.
Dalam Bahasa Jepang, shibori diambil dari kata ‘shiboru’ yang berarti teknik pewarnaan kain dengan menggunakan ikatan dan celupan. Kalau di Jawa teknik seperti ini biasa disebut dengan jumputan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut dengan Tie Dye.
Bahan Pewarna yang Digunakan
Untuk pewarnaan kain dengan teknik shibori
ini ada dua bahan yang digunakan
1. Napthol
Napthol merupakan zat warna yang
tidak larut dalam air. Supaya mudah larut dalam air zat warna ini harus
ditambahkan dengan sedikit coustik soda dan air mendidih.
Napthol digunakan pertama kali
dalam proses pewarnaan. Dalam teknik shibori sendiri kain yang telah diikat
dibeberapa bagian, pertama-tama dicelupkan dalam larutan napthol. Napthol terdiri
dari dua unsur yaitu napthol AS sebagai dasar warna dan garam sebagai pembangkit warna.
Pewarna ini biasanya juga digunakan
untuk membuat batik karena napthol memiliki daya serap yang baik pada kain
katun.
Source : fitinline.com |
2. Garam Diazonium
Garam diazonium merupakan larutan
yang digunakan untuk membangkitkan warna. Saat kain pertama kali dicelupkan ke larutan
napthol warna kain tidak akan nampak, maka dibutuhkan larutan garam diazonium untuk
memunculkan warna yang diinginkan.
Garam diazonium yang banyak dipakai
diantaranya, garam biru B, garam Biru BB, Garam kuning GC, garam orange GC,
garam violet B, garam merah GG dan lain-lain.
Baca Juga : Bikin Baju Kembaran Keluarga Untuk Lebaran
Takaran Bahan Pewarna
Larutan Napthol
Napthol : 3 – 5 gram
Coustik soda : 15 – 25 gram
TRO :
15 – 25 gram
Air panas : 1 liter
Larutan Garam Diazonium
Garam Diazonium : 6 – 10 gram
Air dingin : 2 liter
Kelebihan Teknik Shibori
Ada banyak kelebihan dari teknik shibori
untuk mewarnai kain atau pakaian.
1. Mudah Dilakukan
Teknik ini sangat mudah dilakukan
oleh semua orang. Karena pewarnaan dengan teknik shibori bisa digunakan untuk
berbagai bentuk kain, mulai dari home decore hingga produk-produk fashion seperti
baju, hoodie, jaket hingga kerudung.
2. Hasil Yang Unik
Kalau mau dibilang, setiap produk
yang dihasilkan dari teknik shibori ini tidak akan pernah sama. Jadi motif yang
dihasilkan tiap kali melakukan pewarnaan kain akan berbeda-beda. Sehingga baju kalian nggak akan ada yang ngembarin gitu.
3. Motif Abstrak Bernilai Jual Tinggi
Pewarnaan kain dengan teknik shibori akan menghasilkan motif abstrak yang nyeni banget. Dengan menggunakan teknik ini tiap produk yang kalian hasilkan bisa mempunyai nilai jual yang tinggi. Misal dari kaos oblong polos kalian bisa menciptakan motif abstrak polkadot yang bernilai jual tinggi.
4. Tahan Lama
Pewarna yang digunakan adalah
pewarna napthol yang bisa tahan 5 sampai 10 tahun. Sehingga baju nggak
akan cepat pudar dan bisa digunakan hingga 10 tahun ke depan.
5. Mengurangi Sampah Produk Fashion
Seperti yang kita tau produk
fashion merupakan penyumbang sampah terbesar setelah plastik. Dengan menggunakan
teknik shibori ini kita bisa mengubah tampilan baju lama menjadi baru. Sehingga
kita tidak perlu membuang baju lama dan bisa mengurangi memproduksi sampah
produk fashion yang kita miliki.
Ikutan Kelas Hamparan Rintik
Founder dari Hamparan Rintik mengatakan
bahwa penamaan Hamparan Rintik ini terinspirasi dari kata batik. Seperti kita
tau, batik merupakan pewarnaan kain tradisional Indonesia yang telah mendunia.
Hamparan Rintik sendiri diambil
dari kata babaran titik atau kumpulan titik. Yang diambil dari proses kumpulan
air yang menyerap pada serat kain saat proses pewarnaan.
Yang Perlu Dipersiapkan
Beberapa barang yang perlu dipersiapkan sebelum mengikuti kelas shibori adalah
- Baju bekas yang siap diwarnai
- Celemek atau baju siap kotor
Cara Ikut Kelas Hamparan Rintik
Kelas Hamparan Rintik bisa
dilakukan untuk minimal 3 orang hingga 50 orang peserta. Jika ingin mengadakan
kelas kalian bisa melakukan reservasi terlebih dahulu H-1 atau 2 minggu sebelum
kelas berlangsung.
Ingin tau lebih banyak tentang info
kelas hamparan rintik, kalian bisa langsung kirim Dirrect Massage (DM) ke Instagram @hamparanrintik. Harga yang dipatok untuk ikut kelas mewarnai
kain Hamparan Rintik mulai dari Rp 75.000 per-orang. Harga tersebut tergolong
murah lho, karena kalian akan mendapatkan materi tentang teknik pewarnaan kain shibori
dan melakukan praktek langsung
Jadi ayuk aja teman dan sodara untuk ikutan kelas shibori di Hamparan Rintik.
Tidak ada komentar
Posting Komentar