Siapa nih di sini yang suka ngabuburit
bareng teman sambil berburu takjil di Pasar Takjil deket rumah? Berburu jajanan
menjelang berbuka puasa emang menyenangkan. Apalagi kala bulan Ramadhan seperti
sekarang ini, pasti banyak pedagang dadakan yang menggelar berbagai macam jajanan
menggugah selera.
Source: carimakan.com |
Namun pernahkah kalian pikirkan, berapa banyak sampah plastik yang bisa dihasilkan dari sebuah pasar takjil?
Bungkus makanan dan minuman yang
dijual di Pasar Takjil sebagian besar dari plastik sekali pakai. Mulai dari bungkus
minuman, sedotan plastik, sendok plastik hingga mika dan sterofoam pembungkus
makanan. Membuat produksi sampah plastik selama Bulan Ramadhan meningkat berkali-kali
lipat daripada hari biasanya.
Bahaya Sampah Plastik
Seperti yang kita tau plastik
memiliki sifat yang tidak mudah terurai, butuh waktu ratusan tahun agar plastik bisa terurai dengan sempurna. Bayangkan saja ketika sampah plastik yang kita
hasilkan belum terurai sempurna sudah datang lagi sampah plastik yang baru. Membuat
sampah-sampah ini semakin hari semakin menumpuk.
Indonesia sendiri disebutkan
sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia. Menurut dataindonesia.id, tercatat jumlah sampah plastik dari Indonesia mencapai 56.333 metrik ton setiap
tahunnya.
Dampak Terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Tumpukan sampah yang memenuhi
lautan ini, berbahaya serta mengancam kelangsungan hidup hewan-hewan di lautan.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvesi tentang Keanekaragaman
Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) pada 2016, sampah di
lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies. Dari 800 spesies tersebut,
40% nya adalah mamalia laut dan 44% lainnya adalah spesies burung laut.
Dalam jangka
panjang, manusia juga akan terkena dampak dari pencemaran habitat laut karena
sampah plastik ini. Hal ini dikarenakan manusia mengonsumsi ikan dan
produk-produk laut. Ikan yang menelan mikroplastik akan menyerap racun dan ketika
manusia mengonsumsinya maka racun tersebut akan berpindah ke tubuh manusia.
Dampak Terhadap Iklim Bumi
Proses produksi dan transportasi
bahan-bahan listrik membutuhkan banyak energi dan bahan bakar. Dalam skala
dunia, plastik menghasilkan jejak karbon sebesar 1.781 Million Metrik Ton CO2. Sedangkan
60% dari emisi karbon ini dihasilkan saat proses produksi dan transportasi
minyak bumi hingga menjadi pellet plastik. Selebihnya dikeluarkan saat
pembuatan produk plastik.
Emisi karbon yang semakin meningkat
ini membentuk selubung seperti rumah kaca yang menahan panas keluar dari bumi. Hal
inilah yang menjadi pemicu terjadinya penyebab pemanasan global dan perubahan
iklim.
Berburu Takjil Tanpa Menghasilkan Sampah Plastik
Setelah tau bahaya dan ancaman yang dihasil dari menumpuknya sampah plastik, yuk mulai peduli terhadap lingkungan sekitar dengan mengurangi produksi sampah plastik.
Gimana sih caranya biar nggak
ikut menambah tumpukan sampah plastik di muka bumi?
Ini beberapa cara yang bisa kalian
lakukan biar bisa tetap berburu takjil tanpa perlu takut lagi untuk
menghasilkan sampah plastik.
1. Membawa Wadah Makanan
Mau beli gorengan, kue cubit, lok-lok
atau jajanan lainnya? Hindari plastik bungkus makanan dengan cara membawa wadah
makanan atau kotak makan sendiri dari rumah.
Dengan membawa wadah makan sendiri
kalian bisa membantu mengurangi produksi sampah plastik untuk bumi. Karena sebagian
besar wadah makanan yang digunakan para penjual takjil adalah plastik sekali
pakai.
2. Membawa Tumbler
Source : pexels.com |
Tak hanya wadah makanan, wadah minuman yang dijual pun sebagian besar menggunakan wadah plastik sekali pakai. Jadi ada baiknya untuk mengurangi produksi sampah plastik selama Bulan Ramadhan ini, kalian membawa tumbler atau wadah minum sendiri.
Untuk membeli minuma soda bersirup
seperti mojitos atau es sirup kalian bisa menggunakan tumbler. Sedangkan untuk membeli
es buah, sop buah atau es campur kalian bisa membawa gelas minum bertutup atau
mangkuk bertutup.
3. Membawa Alat Makan
Source : pexels.com |
Jika kalian ingin berburu takjil dan menikmatinya di luar rumah, ada baiknya kalian membawa alat makan sendiri. Hal ini dilakukan guna menghindari penggunaan alat makan (sendok dan garpu) plastik sekali pakai.
4. Membawa Tas Belanja
Source : pexels.com |
Tak kalah pentingnya, guna mengurangi penggunakan katong belanja plastik baiknya kalian membawa tas belanja ramah lingkungan yang bisa di gunakan berulang kali.
Perlu diketahui bahwa kantong plastik
terbuat dari polietilen, yakni polimer sintesis yang berasal dari ratusan
monomer yang dihubungkan oleh ikatan kimia. Jika menumpuk di tempat pembuangan
sampah, bahan ini dapat mencemari lingkungan serta makhluk hidup.
Menggunakan tas belanja ramah
lingkungan yang bisa digunakan berulang kali merupakan cara paling efektif dalam
tindakan preventif produksi sampah plastik.
5. Tidak Menggunakan Sedotan Plastik
Buat kalian yang suka beli minuman
dingin seperti kopi, jus atau boba drink yang cara mengonsumsinya menggunakan
sedotan plastik. Ada baiknya kalian mulai menghindari sedotan plastik dengan
menggantinya menjadi sedotan ramah lingkungan.
Source : pexels.com |
Beberapa sedotan ramah lingkungan yang bisa kalian gunakan untuk mengganti sedotan plastik sekali pakai diantaranya :
- Sedotan yang bisa digunakan beberapa kali seperti sedotan stainless steel, sedotan akrilik, sedotan silicon atau sedotan kaca.
- Sedotan berbahan ramah lingkungan yang mudah terurai seperti sedotan bambu, sedotan jerami atau sedotan kertas.
Selama Bulan Ramadhan ini aku
mengikuti challenge dari Team Up for Impact di https://teamupforimpact.org/ untuk
mengurangi sampah plastik tiap harinya.
Challenge Team Up for Impact
Dalam challenge ini tujuan utamanya
adalah tanam pohon di hutan tanpa ke hutan. Dengan menanam pohon di hutan yang
gundul, kita bisa mengurangi selimut polusi.
Cara mengikuti challenge |
Misi challenge ini menanam pohon di hutan.
Lalu gimana caranya?
Ada beberapa challenge yang bisa
kalian ikuti. Kalian cukup memilih challenge yang kalian ingin lakukan setiap
hari. Setiap kali kalian menyelesaikan challenge kalian akan mendapat poin.
Kumpulkan poin hingga 1400 poin,
dari poin tersebut aka nada 1 pohon yang ditanam atas nama kalian di hutan.
Mudah banget kan!
Nah di Bulan Ramadha kali ini aku
memilih challenge “Sampah”, di mana aku tidak boleh membeli makanan dan minuman
dalam kemasan. Perlu kalian ketahui bahwa Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 11.600 ton di tahun 2021.
Harapannya jika kita bisa kompakan
mendedikasikan selama Bulan Ramadhan tidak membeli makanan atau minuman dalam
kemasan sehari penuh, akan membuat dampak besar untuk bumi kita.
Yuk ikutan menanam pohon tanpa ke
hutan bareng Team Up for Impact!
Aku - Kamu - Kita bisa selamatkan Bumi.
Semangat bawa-bawa wadah setiap beli takjil, walau kesannya rempong tapi ada rasa bangga karena nggak nyampah plastik.
BalasHapusIya nih puasa gini malah orang-orang pada keluar ya sore, entah buat berburu takjil atau sekadar buka bersama sahabat. Duuuh kebayang gimana sampah sisa makanan maupun sampah kemasannya.
BalasHapusPadahal banyak aksi sederhana yang bisa kita lakukan, sesederhana membawa kotak bekal dari rumah yhaa kaann. Oh ya, jangan lupa bawa tas belanja juga tentunya, biar ngga banyak2 dapet kresek lagi.
Dulu aku malu2 kalo wadah mau beli camilan... Sekarang malah proud of me, hihi, berasa bangga dan plong aja gitu karena gak menghasilkan sampah plastik. Sekarang liat plastik kepalaku pening, hiks. Overthinking + anxiety begini
BalasHapusBangga banget aku bisa ikutan Team Up for Impact Challenge.
BalasHapusKarena mulai membiasakan hal-hal baik meskipun seremeh membawa tumbler dan kotak makan sendiri saat berburu takjil. Anak-anak uda biasa juga dari skarang, kalo pergi sedia tas belanja di bagasi.
Jadi semangat untuk terus membiasakan hal baik.
Alhamdulillah, pelan2 udh mulai mengurangi sampah plastik. Beli beras pun udh pake kantong sendiri. Seneng juga udh bisa dapetin 1 pohon buat ditanam di hutan dari challenge for impact! Small things matter to save our earth yaa
BalasHapus