“Reuse, Reduce, Recycle”
3R ini merupakan konsep dasar pengelolaan
sampah yang dilakukan dengan mendaur ulang atau menggunakan kembali. Produksi sampah
yang semakin meningkat tiap tahunnya menimbulkan permasalah-permasalahan baru yang
harus segera ditangani.Terutama untuk sampah-sampah plastik yang butuh waktu
ratusan tahun untuk bisa terurai.
Kawasan perkotaan merupakan tempat
dengan tingkat produksi sampah yang besar. Di Jakarta misalnya, dalam sehari
jumlah sampah yang dihasilkan bisa mencapai 8.000 ton lebih. Jika tak dikelola
dengan baik, sampah-sampah ini lama-lama akan mencemari lingkungan.
Permasalahan sampah inilah yang
mematik Siti Salamah dan rekan-rekannya membangun Waste Solution Hub. Sebuah system
bisnis sosial yang bercita-cita membangun sebuah recycling center (pusat daur
ulang sampah yang terintegrasi) dengan memberdayakan kaum marjinal seperti
pemulung di sekitar lapak, maupun tempat pembuangan akhir (TPA).
Awal Mula Waste Solution Hub
Berawal dari kegelisahan Siti Salamah
dan rekan-rekannya akan permasalahan sampah yang sering terjadi di Kawasan perkotaan,
mereka menggagas kegiatan yang berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi
sirkular di area perkotaan.
Konsep Waste Solution Hub sendiri
sebenarnya terinspirasi dari sebuah tempat pengelolaan sampah di Boulder Colorado,
Amerika Serikat. Pada saat itu Ranitya Nurlita (Founder) dan Mohammad Yusuf (Co-Founder)
mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Recycling Center Unit yaitu sejenis
tempat pengelolaan sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang sangat bersih,
nyaman dan tidak menimbulkan bau sama sekali. Dari sanalah muncul ide untuk
membangun Recycling Center Unit yang sama di Indonesia.
Dari sanalah mereka berkolaborasi
dengan Siti Salamah yang merupakan aktivis pemulung untuk mengeksekusi ide tersebut.
Siti Salamah mengambil peran dalam memberdayakan para pemulung yang harusnya
sudah pandai dalam memilah sampah.
“Pemulung harus diberdayakan untuk mengubah stigma negative dan menaikkan taraf hidup mereka yang terpinggirkan dan termarjinalkan” (Siti Salamah)
Harapan Siti untuk mensejahterahkan
pemulung disatukan dengan harapan Ranitya Nurlita dan Mohammad Yusuf untuk
mendirikan Recycling Center Unit yang bersih, nyaman dan tidak menimbulkan bau
inilah yang akhirnya membentuk Waste Solution Hub.
Tentang Waste Solution Hub
Source : wastehub.id |
Waste Solution Hub ini digerakkan oleh enam pengurus yaitu Ranitya Nurlita sebagai founder, Mohammad Yusuf sebagai Co Founder, Siti Salamah sebagai COO, Muhammad Arsad Aji Susanto sebagai CTO, Surya Sastriando sebagai Program Manager dan Ade Brian Mustafa sebagai Researcher & Development.
Jadi apa sih kegiatan dari Waste Solution
Hub ini sendiri?
“Waste Solution Hub adalah hub, penhubung.
Semuanya akan kami hubungkan. Layanan kami tidak terbatas hanya pada
pengelolaan sampah, namun juga memberdayakan kaum marjinal serta mengedukasi
masyarakat tentang pemilahan dan pengelolaan sampah”, jelas Siti.
Jadi tugas Waste Solution Hub ini
adalah menghubungkan antara produsen sampah, pemulung dan pengelola sampah,
hingga meminimalisir pembuangan sampak ke Tempat Pembuangan Akhir. Harapannya
semua sampah yang diterima bisa didaur ulang atau dipergunakan kembali dengan
menyalurkannya ke pengrajin kreatif yang bisa mengolah sampah menjadi
produk-produk baru sehingga bisa dijual kembali.
Hingga saat ini jumlah sampah yang dikelola Waste Solution Hub mencapai 4.388 kilogram dan juga telah memberdayakan pemulung lebih dari 1.222 orang di wilayah Tangerang Selatan, lebih dari 171 sukarelawan yang terlibat, serta donasi untuk pekerja informal (pemulung) selama pandemi sebanyak 5006 paket sembako yang telah didistribusikan.
Program Kerja Waste Solution Hub
Pengelolaan Sampah
Selama ini Waste Solution Hub
menerima sampah dari perumahan, apartement, perkantoran dan event. Sedangkan
untuk pengelolaannya Waste Solution Hubsudah bekerjasama dengan pengepul, bank
sampah dan pabrik.
Model Kelola Waste Solution Hub ini
memotong proses yang bisa dipersingkat. Misalkan saja, jika selama ini sampah
dari rumah diambil oleh pemulung kemudian dijual ke tempat besar dengan
melewati empat hingga lima pengepul kakap. Maka proses penjualan sampah ini
bisa dipersingkat.
Sehingga dengan memotong proses
tersbut, pemulung bisa mendapatkan margin harga sebesar 2 kali lipat daripada
biasanya. Hal inilah yang akhirnya membuat tingkatan ekonomi pemulung bisa naik
menjadi lebih baik lagi.
Edukasi Pemulung
Tak hanya bergerak dalam
pengelolaan sampah, Siti Salamah juga memberikan edukasi terhadap pemulung.
Tingkat ekonomi yang rendah membuat
mereka, para pemulung tidak bisa mendapatkan Pendidikan yang layak. Oleh sebab
itu di tahun 2015, Siti mendirikan Rumah Pohon yang dulunya bernama Taman
Maghrib Mengaji sebagai tempat untuk mendapatkan pendidikan non-formal dan
spiritual bagi para pemulung.
Rumah Pohon yang membina para
pemulung di sekitar Tangerang Selatan dan Jabodetabek ini merupakan wujud dari
harapan Siti untuk bisa mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi dengan
cara membekali mereka dengan Pendidikan dan kemampuan agar ke depannya mereka dapat
hidup lebih sejahterah.
Siti juga selalu menegaskan kepada
setiap penyelenggara event atau pihak manapun yang bekerjasama dengan Waste
Solution Hub, agar tidak pernah menjadikan mitra pemulung yang berada di lokasi
terlihat seperti pemulung. Lihat mereka sama seperti kita, hargai mereka sama
seperti kita.
Harapan Dari Waste Solution Hub
Dengan adanya Waste Solution Hub
diharapkan tidak ada lagi kebingungan sampah ini mau diapakan dan mau dikemanakan.
Waste Solution Hub memiliki target bisa
merekrut 10.000 mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung 100%,
mengelolan 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan lebih dari 1.000 produkdaur
ulang dan mengembangkan lebih dari 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di
seluruh Indonesia.
Target terbesar dari Waste Solution
Hub adalah menghadirkan sebuah aplikasi yang menghubungkan segala pihak yang
terkait pengelolaan sampah. “Semacam ojek online, namun ini yang diantarkan
bukan orang atau barang, melainkan sampah”, ucap Siti.
Sehingga pemulung bisa bisa dengan
mudah menerima orderan penjemputan sampah untuk selanjutnya diantar ke bank
sampah terdekat. Bila aplikasi ini sudah berjalan bisa membuat pengelolaan sampah
jadi makinmudah dan pemulung dapat bekerja secara professional layaknya seorang
driver ojek online.
Penerima Apresiasi Satu Indonesia Award 2021 Dari Astra
Atas kontribusinya dalam bidang lingkungan, perempuan kelahiran 1988 ini mendapatkan apresiasi Satu indonesia Awards 2021 kategori Kelompok. Sebuah apresiasi astra yang diberikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat.
Dengan diterimanya apresiasi Astra
Satu Indonesia Awards ini, dia bisa mewujudkan apa yang dicita-citakannya yang
masih belum tercapai hingga saat ini.
Apa yang dilakukan Siti Salamah mengajarkan
kepada kita bahwa untuk menyelesaikan masalah besar dimulai dari hal terkecil.
Hal sederhana yang telah dia
lakukan tak hanya bisa mampu menyelesaikan masalah sampah tapi juga bisa
membantu meningkatkan kesejahteraan para pemulung.
Mengatasi masalah sampah yang
menumpuk bisa dimulai dengan memilah sampah di rumah. Dan menyetorkannya ke
bank sampat terdekat. Memberikan semangat baru untuk hari ini dan masa depan
Indonesia dalam upaya menjaga lingkungan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar