Source : blogbukuyunia.wordpress.com |
Lulu, tokoh utama yang tidak memiliki ketertarikan dengan kopi bahkan dikatakan di halaman pertama kalau dia tidak suka minum kopi.
Lalu, kenapa Bernard Batubara
memberikan judul Espresso untuk kisah dari toko utama yang dia bikin tidak suka
minum kopi?
Pertama kali tau buku ini itu saat
ikut dalam event Patjar Merah yang diselenggarakan di Ex Bioskop Kelud
Malang. Saat itu Bernard Batubara
menjadi pembicaranya dan memceritakan tentang novel terbarunya kala itu yang
berjudul Espresso.
Aku tertarik dengan novel ini bukan
karena aku pecinta kopi sih tapi karena proses penulisannya. Untuk bisa menyelesaikan
novel Espresso ini Bernard Batubara harus tinggal selama 1 tahun lamanya di
Jogja. Untuk mempelajari proses pembuatan kopi dan mendalami latar tempat dan
karakter dari setiap tokoh yang dibuatnya.
Sinopsis
Lulu, seorang remaja Ibukota yang terpaksa
harus tinggal di Jogja selama liburan sekolahnya karena hukuman yang didapat
dari Ayahnya. Dia diharuskan bekerja di sebuah kedai kopi kecil milik anak kenalan
Ayahnya.
Tak tau apa-apa tentang kopi, Bisma
pemilik kedai mempekerjakannya sebagai pramusaji di kedai bernama Kuasa Kopi
miliknya. Tugas Lulu hanya mencatat pesanan pelanggan dan mengantarkan pesanan
tersebut ke mejanya.
Namun sialnya, baru beberapa hari
bekerja di kedai kopi Lulu mendapatkan masalah. Dia yang diultimatum dari awal dilarang
membuat kopi bahkan mendekati mesin kopi saja tidak boleh, terpaksa membuatkan Espresso
seorang pelanggan. Hal ini karena saat itu hanya ada dia seorang di kedai kopi,
Bisma dan Nugi seorang barista di Kuasa Kopi sedang tidak berada di tempat.
Espresso buatan Lulu tentu saja
rasanya sangat nggak karu-karuan. Membuat Bisma yang ketat banget menjaga kualitas kopi kedainya langsung
naik pitam ketika mengetahuinya.
Namun,bagaimana seorang Lulu yang minim
pengetahuan tentang kopi dan tidak suka kopi, akhirnya bisa mencintai kopi?
Review Espresso
Dengan Espresso kita bakal diajak menyusuri
dunia kopi yang ternyata nggak sesimpel meracik bubu kopi dan menjeramnya
dengan air panas. Kopi bagi pecinta kopi merupakan suatu candu.
Mereka bisa membedakan jenis kopi hanya
dengan menciup baunya saja. Tak hanya itu mereka juga bisa merasakan rasa kopi yang pas dan kurang pas dari
seruputan pertama.
Dari novel ini aku jadi tau, bahwa
tiap paginya sebelum membuka kedai kopi para barista mencoba berkali-kali untuk
mendapatkan takaran yang pas sehingga menciptakan kopi yang enak. Jadi barista terlihat
seperti pekerjaan yang mudah namun nyatanya mereka harus rela tiap pagi mendapati
perut melilit karena terlalu banyak mencicip kopi untuk dapat takaran yang pas
tadi.
Jenis kopi juga mempengaruhi rasa
yang diciptakan, rasa ini akan muncul bukan saat kita meminumnya tapi setelah
cairan kopi ini tertelan akan ada rasa yang tertinggal. Entah itu rasa manis, kecut atau pahit.
Selain untuk dinikmati, ada juga
kopi yang untuk dikompetisikan. Lomba membuat kopi ini dinilai dari beberapa
aspek yaitu aroma, flavor, acidity, body, sweetness, aftertaste, balance,
uniformity, defects. Cerita kompetisi menyeduh kopi ini banyak dibahas di pertengahan
hingga akhir cerita saat Lulu mengikuti kopetisi kopi hingga tingkat Nasional.
Pesan Yang Disampaikan
“When you make something or when
you want something in your life, never settle for something less than
perfection. Good enough is never enough. Aim forperfection. Always aim for
perfection.”
Intinya, untuk mendapatkan apa yang
kalian inginkan usahakan semaksimal mungkin. Jangan puas dengan kata cukup,
kerjakan sampai batas maksimal yang bisa kalian lakukan, sesempurna mungkin.
Hal ini diperlihatkan dalam usaha
Lulu untuk menaklukkan kompetisi yang dia lakukan.
Tentang Buku
Espresso – Sesingkat luka, sepekat
cinta
Ditulis oleh Bernard Batubara
Diterbitkan Gagas Media
Jumlah halaman VIII + 305
Tentang Penulis
Bernard Batubara sudah menulis sejak 2007dan
sudah menerbitkan 15 buku, di antaranya Kata hati, Cinta Dengan Titik, Jika Aku
Memilikimu dan Jatuh Cinta adalah CaraTerbaik untuk Bunuh Diri. Espresso
diterbitkan pertama kali dalam format digital di Storial.co dan sudah dibaca
lebih dari 200.000 kali.
Tidak ada komentar
Posting Komentar