Ubah Kain Jadi Lebih Artsy Lewat Eco Printing Dengan Pewarna Alami

Buat kalian yang berkecimpung dalam dunia Fashion khususnya Sustainabale Fashion, tentunya udah nggak asing lagi dengan yang namanya tekhnik eco printing. Tekhnik ini bisa menjadi alternative untuk memproduksi tekstil yang ramah lingkungan. Karena tekhnik pewarnaan pakaian ini mampu mengurangi penggunaan bahan pewarna kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Pas banget hari Jumat tanggal 28 Februari 2025 kemarin, aku berkesempatan ikut dalam Online Gathering bareng teman-teman #EcoBloggerSquad dan Cinta Bumi Artisan yang membahas tentang teknik eco printing.

Dengan tema “Fashion Reimagined : Upcycling Waste into Wearable Art”, kami mendapatkan materi tentang jenis pewarna alami dan diajak untuk praktek langsung melakukan proses pewarnaan totebag dengan bahan-bahan dari alam yang telah dikirimkan sebelumnya.

Dalam online gathering kali ini ada dua orang narasumber yang menyampaikan materi yaitu Kak Margaretha Mala seorang Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi dan Kak Novi dari Cinta Bumi Artisan.

Mengenal Pewarna Alami

Materi kali tentang bahan pewarna alami ini disampaikan oleh Kak Margaretha Mala yang berasaldari Suku Dayak Iban. Suku Dayak Iban ini memiliki tradisi menenun. Nah, kain tenun ini berasal dari lembaran-lembaran benang yang telah diwarnai dengan pewarna alam.

Pewarna alam ini berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh disekitar rumah betang (rumah panjang), hutan dan kebun masyarakat. Terdapat 29 jenis tumbuhan yang sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak Iban untuk menghasilkan pewarna, diantaranya adalah rengat akar, rengat padi, kepapak /laban, engkerbai, mengkudu, sibau, durian, tengkawang, buah pinag kemunting, pepaya dan lain-lain.

Salah satu program budidaya mereka sekarang adalah penanaman rengat padi, mengkudu akar dan engkerabai di demplot dengan luas 1 ha. Bentuk pemanfaatannya adalah memanen tanaman pewarna secara lestari sesuai kebutuhan, melakukan penanaman kembali, dan membersihkan segala bentuk gulma yang ada di demplot tersebut.

Proses Pembuatan Warna

Di sini dijelaskan tentang pembuatan warna biru yang berasal dari rengat padi. Proses pembuatannya seperti berikut :

  1. Daun dan ranting tanaman rengat padi direndam selama 1x24 jam
  2. Setelah perendaman warna biru akan muncul
  3. Setelahnya ditambahkan kapur sirih atau gamping agar warna biru yang dihasilkan menjadi lebih pekat
  4. Kemudian dilakukan proses pengeburan agar cairan warna biru jadi lebih merata
  5. Endapan atau pasta warna biru sudah siap untuk digunakan mewarnai benang

Setelah pengenalan pewarna alami dengan Kak Margaretha Mala, selanjutnya kami belajar untuk membuat Eco Printing dengan Kak Novi dari Cinta Bumi Artisan.

Praktek Eco Print On Totebag Bareng Cinta Bumi Artisan

Sebelumnya, kami telah menerima paket perlengkapan bahan untuk praktek Eco Printing di rumah. Artisan kit yang kami terima terdiri dari : Tote bag berbahan colico cotton, stik kayu berbentuk tabung sepanjang 25cm, daun-daun kering, bunga kering, dan akar, tali goni dan mini journal.

Dipandu oleh Kak Novi, kami melakukan proses Eco Printing dari rumah masing-masing.   

4 Langkah Ecoprinting

Eco printing ini menggunakan kain berbahan alami seperti sutra, linen, katun, Tencel / lyacell, rami, hemp dan lain-lain.

1. Scouring

Yaitu proses pencucian dengan menggunakan air panas dan sabun ramah alam seperti lerak, sabun minyak kelapa atau kemiri. Proses ini berguna untuk membuka pori seratdan meluruhkan lapisan kanji padakain.

2. Mordanting

Yaitu proses memampukan serat kain agar bisa menyerap dan mengikat pewarna alami secara optimal. Terdapat beberapa bahan mondant, namun yang biasanya digunakan adalah garam alum, tunjung dan daun laba.

3. Ecoprinting

Yaitu proses pewarnaan dan cetak alami tumbuhan pada kain, kertas maupun benang.

4. Finishing

Setelah ecoprint, kain diberi jeda 5-7 hari sebelum proses finishing dan bilasan terakhir.

Bahan dan Peratalan Ecoprint

Dye Kit dari Cinta Bumi Artisan :

  • Colico Cotton Totebag – sudah dimordant
  • Daun dan bunga kering yang digunakan sebagai pewarna alami ( daun jambu, Ketapang, kesumba, serutan kayu secang, bunga mitir/ marigold)
  • Stik kayu untuk menggulung
  • Tali goni untuk mengikat gulungan
  • Bonus : Mini ecoprinted journal

Peralatan Dapur untuk mengukus

  • Kompor
  • Panci kukus (jika tidak ada, gulungan bisa direbus dalam air biasa)

Catatan :

  • Tumbuhan lain yang bagus untuk ecoprint kukur/ rebus adalah daun jati, kersen, harendang, bunga kenikir, kembang sepatu.
  • Sebaiknya panci yang digunakan tidak sama dengan panci untuk memasak makanan.

Cara Ecoprint Totebag dari Cinta Bumi Artisan

  1. Basahi totebag dengan air bersih, peras perlahan
  2. Letakkan totebag pada alas, ratakan kain totebag
  3. Desain dan susun daun dan bunga pasa setengah bagian totebag
  4. Lipat dua pada sisi totebag yang sudah dikerjakan
  5. Susun daun dan bunga pada sisi kain yang masih kosong
  6. Gulung kain dengan erat menggunakan stik kayu
  7. Ikat kencang gulungan kain dengan tali goni
  8. Kukur atau rebus gulungan kain selama 90 menit hingga 120 menit
  9. Keluarkan gulungan kain dari panci dan diamkan hingga dingin
  10. Buka gulungan kain
  11. Setelahnya beri jeda selama 5-7 hari pada kain sebelum dicuci dan dibilas
  12. Setelah berjeda lakukan finishing dengan air hangat dan cuka 2 sdm. Lalu jemur dan setrika
  13. Totebag Ecoprint siap digunakan

Itu tadi proses pembuatan totebag Ecoprint bareng Cinta Bumi Artisan.


Tidak ada komentar

Posting Komentar